JURAGAN69 SPORTS TV – Selesai berjibaku di atas ring, wasit mengusung tangan Matias Mandiangan, pertanda dikukuhkan sebagai juara dalam pertempuran tinju di kelas 56-60 kg putra. Hal tersebut membuat riang, ia lari sampai turun untuk merengkuh official. Tangis haru juga pecah di bawah ring.
Mahfum, Mandiangan tidak pernah memikirkan sanggup raih medali emas tinju dalam gelaran PON XX Papua 2021. Ditambah, saat lakukan penyiapan ke arah gelaran empat tahunan ini, tidak banyak yang dapat dilaksanakan sepanjang wabahk COVID-19.
Tetapi, saat tampil di kelas 56-60 kg putra, ia tampil lepas semenjak penyisihan, terhitung menantang favorite juara asal Jawa Barat, Walmer Pasiale, pada pertandingan final. Mandiangan sukses menang angka dalam pertempuran tiga ronde yang diadakan GOR Cendrawasih, Jayapura, Rabu (13/10/2021) malam.
1. Matias Mandiangan sembahkan satu emas untuk DKI di cabang olahraga tinju
Sebagai wakil DKI Jakarta, sedikit ada beban yang menggelayut di bahu si petinju. Mahfum, tuntutan raih prestasi semakin tinggi demikian dirasanya. Karena, DKI punyai sasaran raih dua emas di cabang olahraga tinju PON ini kali.
Tidak disangka, pada akhirnya sasaran emas itu dapat direalisasikan oleh Mandiangan.
Ia menyebutkan, semenjak sesi kualifikasi diawali, sasarannya cuman bermain terlepas. Perlawanan dari seterunya juga ketat sekali. Tidak ada pertempuran yang gampang ditemui, tidak kecuali Walmer Pasiale.
“Semua musuh berat. Apa lagi Pasiale yang bertanding mati-matian. Tetapi, puji Tuhan, saya bermain semakin tenang. Saya selalu optimis dan melalui laga secara baik. Doa saya ke Tuhan untuk menjadi juara pada akhirnya diwujudkan,” kata Mandiangan.
2. Temui periode susah saat wabah COVID-19 mengepung Jakarta
Penyiapan sepanjang ini tidak demikian optimal saat sedang ikuti Pelatda. Ditambah, PPKM dan diagram perubahan COVID-19 di Ibu Kota demikian aktif. Seringkali dia tidak dapat latihan, karena pemerintahan larang kegiatan apa saja di ruangan khalayak, terhitung GOR.
“Jujur, rerata olahragawan DKI itu, bukanlah tidak dapat merampas medali emas. Tetapi, saat wilayah lain dapat latihan, kami terkurung karena wabahk . Maka, kami ketinggalan untuk lakukan penyiapan dan latihan intensif,” jelasnya.
Mandiangan juga lakukan beragam langkah untuk selalu jaga kesehatan dan jalankan program penyiapan ke arah PON walaupun terbatas. Ia latihan berdikari dengan jalankan perintah team pelatih walaupun terbatas.
3. Telah capai dua emas dan satu perunggu di PON
Rekam tapak jejaknya di dunia tinju Indonesia memang lumayan panjang. Ia salah satu petinju kelas enteng pertama kali yang terus tampil di PON. Terdaftar, ia telah bermain tinju bersama RE Boxing Minahasa Utara semenjak berumur 17 tahun.
Ia pertama kalinya mentas di PON XVIII Riau 2012, bersama Sulawesi Utara. Prestasinya mulai kelihatan menonjol di situ. Hingga, ia dilirik DKi Jakarta untuk dapat menyiapkan diri ke arah PON 2016.
Tampil memikat di PON Jawa barat, Mandiangan harus terima realita tidak berhasil menjaga emas. Ia dipaksakan kalah oleh wakil tuan-rumah di semi-final. Hal itu juga sedikit polemis, karena ia dipandang beberapa faksi semestinya dapat mencetak kemenangan di situ. Tetapi, pada akhirnya semua tidak berhasil diwujudkan.
Keadaan Mandiangan memang tidak selamanya konstan. Ia alami turun naik prestasi, khususnya di gelaran acara pesta olahraga besar paling elite di Indonesia. Namun, stabilitasnya selalu raih medali dalam tiga edisi PON, selalu terbangun.
“Ini medali emas ke-2 (PON). Awalnya saya memperoleh itu di Riau pada 2012, perunggu di Jawa barat 2016, dan sekarang ini raih emas kembali,” tutur Mandiangan.
4. Bonus dari PON XX Papua untuk membuat rumah
Sekarang, kegembiraannya semakin bertambah, saat memperoleh bonus uang kontan Rp10 juta selesai laga. Belum juga, bonus pasti tidak cuman dari KONI atau Pertina Propinsi DKI Jakarta, pemerintahan DKI Jakarta juga tentu memberi animo buat olahragawan peraup emas. Walaupun tidak paham berapakah nominalnya kelak, ia suka dapat memperolehnya.
Ia telah mempunyai gagasan untuk menggunakan bonus yang didapatnya kelak. Minimal, apa yang didapatkan itu dapat didistribusikan sesuai fokus yang telah dibikinnya.
“Ya, pertama bonus ini untuk memenuhi kehidupan saja dan membuat dapur masih tetap ngebul. Tetapi, saya punyai gagasan untuk membuat rumah, dan tak lupa dengan Tuhan (untuk menyumbangnya),” tutur peraup medali perunggu pada PON Jawa barat.
Mandiangan juga saat ini sedang melirik beberapa kejuaraan nasional untuk dapat berprestasi. Walaupun umurnya cukup masak, ia masih mempunyai keinginan dapat bela dan berprestasi untuk Indonesia di gelaran internasional. Ia pastikan, akan terus latihan keras dan minta tuntunan dari pelatih yang mengorbitkannya, yaitu Richard Engkeng.
Baca Juga : Pertarungan Sadis! 5 Petarung MMA yang Cidera Fatal Dalam Laga